
Seputar Indonesia Timur — Rokok elektrik atau vape sering dipromosikan sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok tembakau. Namun, pakar kesehatan justru mengingatkan bahwa anggapan ini menyesatkan. Vape tetap menyimpan bahaya serius, terutama terhadap kesehatan pembuluh darah dan jantung.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito Damay, menegaskan bahwa penggunaan rokok elektrik tidak bisa dianggap aman. Menurutnya, pilihan terbaik untuk melindungi kesehatan tetaplah berhenti merokok sepenuhnya.
“Penelitian menunjukkan bahwa vape masih punya potensi merusak pembuluh darah. Jadi, tidak ada alasan menyebutnya lebih sehat,” kata Vito kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/8).
Hasil Penelitian: Vape dan Aterosklerosis
Vito merujuk pada studinya berjudul Electronic Cigarette and Atherosclerosis: A Comprehensive Literature Review of Latest Evidences yang dipublikasikan di National Library of Medicine.
Penelitian tersebut mengungkap hubungan erat antara vape dan aterosklerosis, yaitu kondisi penumpukan plak di arteri. Aterosklerosis menjadi penyebab utama penyakit jantung koroner (coronary artery disease/CAD), yang masih menempati daftar teratas penyebab kematian global.
Meski tidak menghasilkan asap tembakau, cairan yang dipanaskan dalam vape tetap melepaskan zat berbahaya, antara lain:
- Nikotin → zat adiktif yang memengaruhi tekanan darah dan detak jantung.
- Propilen glikol dan gliserin → bisa mengiritasi saluran pernapasan.
- Logam berat (seperti timbal, nikel, dan kromium) → berpotensi merusak organ vital.
- Zat perisa → meski memberi rasa, beberapa terbukti menimbulkan reaksi toksik.
- Partikel halus → mudah masuk ke aliran darah dan merusak sel endotel.
Zat-zat ini dapat memicu stres oksidatif, peradangan, dan kerusakan pembuluh darah, yang pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Tren Vape yang Meningkat
Penggunaan rokok elektrik semakin populer, termasuk di Indonesia. Data menunjukkan:
- 10,9 persen orang dewasa di Indonesia mengetahui tren vape.
- 2,5 persen di antaranya sudah menjadi pengguna aktif.
Meningkatnya angka ini menimbulkan kekhawatiran, karena dampak kesehatan vape ternyata tidak jauh berbeda dengan rokok konvensional.
Selain sistem pernapasan, vape juga berdampak pada:
- Sistem pencernaan → iritasi dan gangguan metabolisme.
- Sistem kardiovaskular → peningkatan risiko penyumbatan arteri.
- Sistem imun → tubuh lebih rentan terhadap peradangan.
Radikal bebas dari uap vape juga dapat merusak lapisan pelindung pembuluh darah, mengganggu aliran darah, serta mempercepat pembentukan plak aterosklerosis.
Mengganti rokok konvensional dengan vape bukan solusi sehat. Justru, risiko penyakit jantung koroner dan kerusakan pembuluh darah tetap mengintai di balik uap rokok elektrik.
Langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jantung dan paru-paru adalah berhenti merokok sepenuhnya, bukan sekadar berpindah ke vape.