Penyerangan KKB ke Warga Sipil Usai Bunuh Prajurit TNI di Yahukimo


Seputar Indonesia Timur — 
Yahukimo, Papua Pegunungan – Situasi keamanan di Kabupaten Yahukimo kembali memanas setelah serangkaian aksi brutal dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang juga dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam waktu berdekatan, kelompok separatis ini menyerang seorang prajurit TNI hingga tewas, dan melukai seorang warga sipil asal Banten.

Korban terbaru adalah Ujang Supriyatna, pria asal Banten yang tinggal di Distrik Dekai, Yahukimo. Ia dianiaya dengan senjata tajam oleh anggota KKB yang diduga kuat berasal dari Kelompok Elkius Kobak.

Peristiwa itu terjadi pada Selasa malam (17/6/2025) di Jalan Seradala Km 2, kawasan yang selama ini dikenal rawan karena keberadaan kelompok separatis bersenjata.

“Korban mengalami luka berat akibat serangan parang. Saat ini ia dirawat secara intensif di RSUD Dekai,” ujar Brigjen Pol. Faizal Rahmadani, Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Rabu (18/6/2025).

Satgas Damai Cartenz bersama personel gabungan TNI, Brimob, dan Polres Yahukimo kini melakukan operasi penyisiran dan pengejaran terhadap pelaku penyerangan. Titik-titik rawan di wilayah Distrik Dekai telah dijaga ketat demi mencegah serangan lanjutan.

Prajurit TNI Gugur Dalam Tugas Kemanusiaan

Sebelum penyerangan terhadap warga sipil, anggota TNI Serka Seger Mulyana dari Kodim 1715/Yahukimo tewas dibunuh secara keji oleh kelompok yang sama. Serka Seger sedang melaksanakan tugas kemanusiaan ketika diserang secara mendadak oleh anggota OPM.

“Korban mengalami luka tembak di bagian dada kanan dan luka bacokan parah. Serangan terjadi saat ia bertugas di Jembatan Kali Biru, Distrik Dekai,” terang Mayjen TNI Kristomei Sianturi, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI.

TNI memastikan bahwa pelaku pembunuhan Serka Seger merupakan bagian dari OPM Kodap XVI Yahukimo, yang dipimpin oleh Elkius Kobak, tokoh separatis yang masuk daftar pencarian orang (DPO) karena berbagai aksi kekerasan di Papua.

Sejumlah langkah pun telah diambil untuk menjaga stabilitas keamanan di Yahukimo dan sekitarnya. Aparat keamanan menggelar patroli bersenjata, memperketat akses keluar-masuk Distrik Dekai, serta mendirikan pos penjagaan tambahan di lokasi strategis.

“Personel gabungan sedang melakukan operasi pengejaran terhadap kelompok Elkius Kobak. Kami juga mengamankan warga sipil agar tidak menjadi sasaran berikutnya,” lanjut Brigjen Faizal.

Satgas Damai Cartenz terus memperkuat koordinasi antara unsur TNI, Polri, serta tokoh masyarakat setempat untuk menekan pergerakan kelompok separatis yang kerap memanfaatkan wilayah hutan sebagai basis serangan gerilya.

Kekerasan Terencana dan Terus Berulang

Insiden ini menambah daftar panjang aksi kekerasan yang dilakukan KKB terhadap aparat dan warga sipil di Papua. Aksi-aksi tersebut tak hanya menargetkan keamanan nasional, tetapi juga mengancam keberlangsungan kehidupan warga di daerah konflik.

Pihak berwenang menilai serangan-serangan tersebut telah direncanakan secara sistematis oleh kelompok separatis, yang dalam beberapa waktu terakhir meningkatkan intensitas serangan terhadap proyek pembangunan, tenaga kesehatan, guru, hingga warga biasa.

Pernyataan Resmi dan Seruan Damai

Kapuspen TNI menegaskan bahwa TNI tetap mengedepankan pendekatan humanis dan dialog, namun tak akan segan mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang merongrong kedaulatan negara.

“Kami menyerukan kepada semua kelompok bersenjata di Papua untuk menghentikan kekerasan dan kembali ke pangkuan NKRI. TNI tetap membuka pintu bagi dialog dan rekonsiliasi,” tegas Mayjen Kristomei Sianturi.

Papua Belum Sepenuhnya Aman

Kondisi keamanan di Yahukimo mencerminkan bahwa tantangan keamanan di Papua belum selesai. Meski pemerintah terus menggulirkan pendekatan kesejahteraan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa kelompok separatis masih aktif dan agresif.

Diperlukan kolaborasi erat antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat lokal untuk menekan aksi-aksi teror dan menjaga keselamatan warga sipil dari ancaman berulang.